January 07, 2013

Konsekuensi

Pict is taken from masterfile.com

Ada seorang teman dekat bertanya:
"Aku pingin punya kerjaan sampingan juga kaya' kamu.. nulis-nulis gitu. Duitnya lumayan."

Memang belakangan aku tau dia suka sedikit 'kagum' melihat aku menerima gaji 'kedua' dari kerjaan freelance di tengah bulan. Atau tepat di tanggal tua. Pas gaji dari kantor lagi menipis.

Melihat kesungguhan di matanya, dengan semangat aku berseru.
"Mau aku bantu cari klien-nya? Aku bantu yaaa"

Dia mengangguk.
Di hari-hari berikutnya, dia sudah sibuk mengerjakan beberapa project sampingan. Tepat seperti keinginannya. Punya kerjaan sampingan, sebagai tambahan.

Namun yang sedikit membuat nelangsa... baru beberapa kerjaan selesai, ia mengeluh.
"Ternyata capek ya, kerja sampingan. Pulang kantor, lalu musti ngerjain PR (kami biasa menyebut kerjaan sampingan / kerjaan freelance sebagai PR). Ogah lagi dah, males! Waktu tidurku jadi terganggu."

Dan setelah itu, ia tidak pernah terlihat lagi mengerjakan PR. Entah sudah tidak ada deadline freelance, atau memang ia sudah menutup diri dengan kerjaan sampingan.

Ingin aku mengelus rambutnya dan sedikit berteriak padanya *apaan sik*:
"Kamu kudu belajar lagi tentang arti sebuah konsekuensi!"

Iya.. inilah konsekuensi. Ada hal yang harus dikorbankan.
Ada hal yang harus aku korbankan diantara jam-jam tidur yang aku lewatkan demi menyulam huruf demi huruf di laptop. Demi membaca lembar demi lembar materi yang diberikan klien.

Ada ketenangan dan kebahagiaan yang harus aku relakan demi menyelesaikan deadline demi deadline dari klien freelance, disamping capeknya mengatur waktu antara kerjaan kantor yang kadang memaksa dibawa pulang, dan menyelesaikan kewajiban dari 'kantor kedua'.

Itu terbayar di tengah bulan, atau di akhir bulan ketika gaji kantor sedang menipis, atau ketika kita punya target membeli sesuatu yg harganya lumayan, atau ketika kita sedang menabung untuk masa depan - tiba tiba kita menerima sms mengabarkan fee kerjaan freelance kita sudah ditransfer di rekening. Terbayar sudah.

Mudah saja. Jika kamu tidak mau mengorbankan beberapa hal seperti yang aku lakukan, mudah saja. Kamu akan tetap seperti ini. 1 gaji untuk 30 hari. Kamu tidak akan merasakan gimana bahaginya mendapat kabar gembira di tengah bulan atau di akhir bulan. Itu saja. Mudah kan?

Bukan, bukan aku ingin pamer atau arogan. Bukan. Cuma ingin mengingatkan kembali makna konsekuensi.

Ada yang harus dibayar. Itu intinya.

signature5
»»  Read the entire post...

January 03, 2013

The Journey of Pregnancy - From The First to The Second Trimester

Hi dear.. nyambung dari postingan sebelumnya tentang my '2 stripes' story. Gimana sih tanda-tanda kita hamil? Mungkin buat pasangan baru, yang lagi H2C nunggu si istri hamil apa enggak.. bisa ngintip postingan saya kali ini. Siapa tau tanda2 kehamilannya sama kaya' saya :).

Basically, tanda kehamilan pada 1 bumil mungkin berbeda dari bumil lainnya. Since every mom has her own unique pregnancy story.
Adek cimprung bulan 1 - bulan 4
Nah, kalo ini yang saya rasakan selama hamil.

Trimester pertama (1 week - 15 week)
1. Nyeri perut kaya' PMS. 
Nyeri di perut bagian bawah ini persis kaya nyeri PMS. Makanya saya ngiranya bakal datang bulan keesokan harinya. Eh lha kok sampe' 4-hari gak dateng2. :D

2. Frequent Urinate. 
Kalau ini Insya Allah semua bumil merasakannya. Sering pipis alias beser. Baru keluar kamar mandi, eh udah kebelet lagi. Jadi sering kebangun malam hari gara-gara bolak balik pipis. Dalam 1 x tidur malam, bisa sampe 4x bangun gara-gara pipis.

3. Payudara super sensitive.
Nyeri dan sensitivitas yang meningkat di payudara. Jangankan disentuh tangan, tersentuh baju sendiri rasanya 'sriwiiing'. Bagian paling menyiksa adalah ketika bangun tidur di pagi hari. Karena saat bangun tidur, payudara rasa penuh dan nyeriii. Nyeri-nya lebih wow daripada nyeri payudara pas PMS. Namun nyeri payudara ini akan hilang seiring bertambahnya usia kehamilan. Tapi ingat, nyeri hilang, payudara membesar. Saya jamin deh bra lama gak bakal bisa dipakai lagi. Bahkan 2 nomor diatas nomer bra anda sekarang, belum tentu mampu menampung si pabrik ASI :D.

4. Suhu badan naik.
It is scientifically proven that pregnant women have higher body temperature. Begitu pula saya, badan rasanya anget kaya mau sakit, demam, flu. Telapak tangan panas, sampai2 suami kalo saya pegang langsung ngehindar katanya 'panas' hahaha. Huhuhu, tidur cuma bisa meluk guling jadinya..

*Psst, Sebenernya dari dulu saya termasuk orang dengan suhu tubuh lebih 'hangat' daripada orang kebanyakan, jadi kalo ada orang yang kebetulan terpegang tangan saya pasti bilang 'kamu sakit ya?' padahal enggak. Itu udah kondisi normal hahaha.

5. Rasa 'Gak enak badan', lemah, letih, lesu.
Nyambung dengan poin 4, rasa gak enak badan, lemah, letih, lesu juga saya alami. Seperti yang udah saya sebut di atas, terjadi rasa 'gak enak badan berkepanjangan', kaya mau sakit tapi gak sakit. Badan capek semua. Bangkit dari posisi tidur rasanya wegah saking pegal2nya. 

6. Nafsu makan meningkat (atau justru turun karena mual).
Apa aja hajar! Liat makanan di TV pingin makan itu. Denger temen cerita spagethi, langsung pingin hunting spaghetti. Liat orang masak rendang di youtube, langsung pingin makan rendang. *Eh, tapi kalo ini rasanya dari dulu deh*. Tapi ini hanya terjadi hingga minggu ke 7. Karena minggu ke 8 sampai minggu ke 11 (untungnya cuma berlangsung sebentar) saya 'baru' mengalami mual dan muntah.

7. Mual dan muntah alias Morning Sickness.
Hampir semua bumil mengalaminya. Ada yang dari awal kehamilan mengalami mual & muntah. Ada yang tidak morning sickness sama sekali dari awal sampai akhir kehamilan. Ada yang morning sickness-nya sebentar, ada yang lama (sampai minggu ke 16). Kalau saya Alhamdulillah, si Cimprung gak rewel. Di awal kehamilan, nafsu makan saya justru meningkat. Tapi begitu menginjak minggu ke 8 sampai minggu ke 11, mual baru kerasa. Bau nasi mateng di Magic Com mual, bau bawang putih mual, bau masakan berbumbu tajem mual. Jadinya males maem nasi. Gimana mau maem nasi, bau nasinya aja udah bikin eneg. Oia, susu hamil juga bikin mual. Asli dah! Jadinya si dokter nyuruh saya menghentikan susu hamil dulu kalau masih mual, dan menggantinya dengan CDR. Nanti kalau udah gak mual, dilanjut lagi susu hamilnya. Tapi Alhamdulillahnya lagi, selama fase mual, saya muntah cuma 3 atau 4x.

*Tips-nya, jangan sampai telat makan. Karena kalau telat, rasa mual semakin meningkat dan memicu muntah. Se-mual apapun, tetep makan yg bisa masuk. Kalau nasi gak bisa masuk, ganti dengan roti, jajanan, kue basah, gorengan (tapi sebaiknya jangan gorengan ya :D) dll.

8. Indera pencium super sensitive.
Ini nyambung dengan poin 7. Segala bau-bau-an yang kata orang biasa aja, menurut saya sangat gengges, sangat tajem bikin hoek! Apalagi bau ketek ya.. hahaha. Ada yg bau parfum juga mual. Kalau saya waktu itu, mualnya berkisar pada bau2 bahan masakan. Selain itu semua fine-fine aja.

9. Perut rasanya penuh.
Rasanya seperti kembung. Pingin makan porsi normal, tapi perut rasanya penuh. Mungkin karena alasan ini juga, para dokter kandungan menganjurkan bumil untuk makan dengan porsi sedikit tapi sering, instead of makan porsi banyak tapi jarang. Karena jujur aja, kita - para bumil jadi sering laper, tapi perut kerasa penuh. Solusinya.. makanlah tiap kali terasa lapar, dengan porsi sedikit. Bisa diganti dengan cemilan2 yang mengenyangkan juga.

Well, Pregnancy is the best way of living without caring about weight. 

Mau berat badan nambah berapa kilo juga orang bakal maklum2 aja, namanya aja hamil.. :D

Things are changed... 

Trimester kedua (16 week - 27 week)
Di trimester kedua: nyeri perut, payudara yang super sensitive, mual dan muntah, indera pencium super sensitive, badan lemah letih lesu, udah ilang semua. Gak seberat trimester pertama. Dan keluhan-keluhan kebanyakan berganti pada nyeri atau pegal di tubuh.

1. Nyeri di ulu hati.
Ini saya alami di awal trimester 2. Ini terjadi karena lambung mengalami penurunan dan tertekan oleh janin.
*Tipsnya: Jangan sering melakukan gerakan membungkuk, kurangi makanan pedas, jangan makan tergesa-gesa, jangan makan makanan berat menjelang tidur, tidak tidur terlentang tanpa bantal sebagai penyangga kepala. Dan, lakukan relaksasi.

Nah, karena saya melakukan tips2 ini, nyeri di ulu hati hanya menyerang selama 2 atau 3 hari saja. Selanjutnya, bubye nyeri ulu hati :).

2. Nyeri di punggung dan pinggang.
Paling sering terjadi pas siang, karena frekuensi duduk yang terlalu lama di depan laptop, punggung jadi suka pegal dan nyeri. Kalau sudah begini, stop sejenak kegiatan 'duduk di depan laptop'-nya, sandarkan sejenak punggung, atau kalau memungkinkan, rebahan atau santai sejenak di sofa kantor. Yang pasti, punggung dan pinggang harus istirahat dulu.

Kalau nyeri pinggang biasanya saya alami ketika bangun dari posisi tidur. Pas mulai jalan, pinggang rasanya nyeri, kadang sampai diem aja, gak bisa gerak. Karena begitu kaki digerakkan sedikit, rasanya senuuut. Jadi musti nunggu beberapa saat sampai si nyeri hilang, dan mulai jalan.

Dua hal ini penyebabnya jelas, karena beban yang 'digendong' perut ibu semakin berat.

3. Gerakan dedek di perut semakin terasa.
Yang satu ini adalah the most exciting moment for a pregnant woman. Dedek semakin aktif, tiap gerakan yang dia buat dirasakan juga oleh ibu. Kalau adek Cimprung paling aktif di pagi dan malam hari.

4. Nafsu makan semakin meningkat
Lebih parah dari trimester pertama. Dan kita gak bakal menyadarinya. Tahu tahu suami suka terheran-heran ngeliat saya makan lahap beberapa kali dalam sehari. Bisa 4x sampai 5x makan dalam sehari.

5. Perut tambah buncit.
Yang ini pasti ya.. karena si dedek di dalam rahim juga sedang tumbuh. Dan di trimester kedua inilah, pertumbuhan janin sangat pesat.

6. Pegal pegal.
Tiap bangun tidur biasanya terasa pegal di bagian kaki. Hihihi, jelas aja, perut kita semakin berat.

7. (Hati-hati) kaki bengkak.
Ini bakal terjadi jika kita duduk dalam waktu lama dengan kaki menggantung (tidak menapat lantai). Atau karena kita terlalu banyak kegiatan dan capek. Jadinya, tau-tau pas mau jalan baru deh kita sadar kalau telapak kaki rasanya tebel, bengkak. Gak sakit sih, tapi cukup gengges ya bo'.

Saya pernah mengalami ini waktu pulang ke kampung halaman, naik motor.  Kaki sih napak footstep, cuma perjalanan selama 1 jam-an naik motor, dengan getaran, dan posisi duduk yang gitu-gitu aja, bikin bumil yang satu ini capai! Tahu-tahu pas udah nyampe rumah di kampung, kaki rasanya tebel, dibuat jalan gak enak banget. Tapi itu gak berlangsung lama. Kurang dari 1 jam udah kempes lagi. Jadi.. jangan capek2 ya para bumil.. :)

7. Frequent Urinate
Dari awal kehamilan hingga akhir, 'beser' akan tetap jadi sahabat setia bumil.

Those are in the second trimester.

Trimester ketiga (28 week - 40 week) 
Ehem, what's on the third trimester? Bakal saya lanjut di postingan berikutnya ya, karena sekarang saya baru 21 week :).

- Love -
signature5
»»  Read the entire post...

January 02, 2013

Happy Birthday Bee..

Just wanna say a very blessed 29 on Dec 29th to you , my best mate.. 
my Iceberg, Lil' Papa Bee :*




signature4
»»  Read the entire post...